Disertasi
![](http://api.ning.com/files/FcvMy*tnI*QKH47vqWz6ZBqOfz2O28Ot-WvwlTeqWa5VtWJ2Z2qePVGO*m9TgICDIt8dkiUnqRd35UGfZeqiq3eFDv1*jJxG/JasaPembuatanDisertasidiJogja.jpg)
Disertasi merupakan karya
tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program S3 ilmu
pendidikan. Disertasi adalah bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan
penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin Ilmu
Pendidikan.
Jadi disertasi
adalah paparan diskusi yang menyertai sebuah pendapat
atau argumen. Pendapat atau argumen itu sendiri disebut sebagai tesis. Umumnya, istilah
disertasi dan tesis dipakai untuk mengacu pemaparan diskusi yang bersifat
skolar atau akademis.
Karakteristik Disertasi
1. Berfokus pada kajian mengenai salah satu disiplin Ilmu Pendidikan sesuai
dengan bidang yang dipelajari.
2. Kajian berfokus pada penemuan baru dalam disiplin ilmu yang dikaji
secara mendalam.
3. Mengunakan data primer sebagai data utama, ditunjang oleh data sekunder
apabila diperlukan.
4. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk
program studi bahasa asing.
Perbedaan tesis,skripsi,disertasi
Secara sederhana, skripsi itu menjawab apa, tesis
menjawab apa dan mengapa, Dan disertasi itu menjawab apa, mengapa dan
bagaimana. Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan kolesterol
telur. Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan
kolesterol telur? Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah daun katuk
menurunkan kolesterol telur dan; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol.
Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu: a) apakah daun katuk menurunkan
kolesterol telur?; b) mengapa daun katuk menurunkan kolesterol telur? Dan; c)
bagaimana cara (mekanisme) daun katuk menurunkan kolesterol telur?
Seringkali dosen
pembimbing lupa akan hal tersebut, sehingga sering meminta mahasiswa meneliti
lebih dari seharusnya. Apa alasannya? Pertama, mungkin dikarenakan
ketidaktahuannya dan pengalamannya sebagai mahasiswa dulu juga seperti itu.
Sebagai contoh, dosen pembimbing meminta mahasiswa S1 untuk menjawab selain apa
juga mengapa. Kedua, dosen pembimbing sudah tahu hal ini tetapi dikarenakan ia
menginginkan data penelitian lebih, maka ia memaksakannya pada mahasiswa
bimbingannya. Mungkin sang dosen bermaksud data tersebut akan dipublikasikan
dimana ia sebagai penulis utamanya. Mungkin juga dosen mempunyai alasan yang
lain.
Apapun
alasannya, sesungguhnya dosen tidak dibenarkan untuk memaksa mahasiswa di luar
ketentuan atau kesepakatan yang berlaku. Jika menginginkan data yang lebih
akurat dan lebih banyak untuk menjawab permasalahan yang ada, maka sebaiknya
dosen membuat proposal penelitian sendiri dan mengajukannya ke Dikti atau ke
penyandang dana lainnya. Ia harus berkompetisi untuk memperoleh dana
penelitian.
0 komentar: